Ketua PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Ade Supiyani, menyampaikan, koordinasi pelaporan COS penting dilakukan agar dana yang diterima oleh masing-masing PC bisa dimaksimalkan. Untuk itu dibutuhkan koordinasi pelaporan COS yang intens antara PUK dengan PC. Jika dana yang ada bisa dimaksimalkan maka pelaksanaan program-program PUK baik dibidang pendidikan, advokasi maupun aksi bisa lebih terkoordinir. Khusus untuk PUK-PUK Logam langsung berkoordinasi dengan KC, karena hingga saat ini belum mempunyai PC sendiri.
"Kita akan mengadakan meeting keuangan setiap bulannya. Sehingga akan ketahuan mana PUK yang sudah bayar atau belum, dengan begitu jika kemudian ada audit dari DPP maka kita akan lebih siap. Tinggal nanti kita perbaiki, kekurangan-kekurangan yang ada" Kata Ade
Selain pembahasan CoS, dalam rapat ini juga dibahas mengenai pendanaan rumah tangga KC FSPMI Purwakarta. Selama ini dana distribusi yang diterima dari DPP hanya sebatas dana operasional KC/PC. Sementara untuk dana rumah tangga KC sebagian besar ditanggung oleh beberapa PUK besar di sektor automotif. Dalam menjalankan kantor KC yang mempunyai luas ± 3.000 m², KC harus membayar pegawai yang bertugas sebagai petugas keamanan. Selain itu, beban tagihan listrik dan air tiap bulannya bisa mencapai 2 jt tiap bulannya.
Selain merancang keuangan, sebagian PUK juga melakukan analisa sistem pemotongan CoS dimasing-masing PUK. Beberapa PUK di PC Aneka Industri menyampaikan, pemotongan CoS masih dilakukan secara manual sehingga CoS yang terkumpul tidak bisa maksimal tiap bulannya. Sementara beberapa PUK di sektor automotif dan logam mengelukan pembuatan rekening organisasi yang berkendala pada syarat-syarat administratif yang rumit.
Sebenarnya dalam melakukan pemotongan CoS ada banyak metode yang dilakukan untuk memudahkan dan memaksimalkan pemotongan. Diantaranya adalah dengan cara payrol (pemotongan secara otomatis) oleh manajemen. Namun untuk melakukan hal tersebut perlu ada hubungan kerja yang kondusif antara manajemen dengan PUK. Selain itu pemotongan secara payrol biasanya selalu terkendala dengan sistem keuangan perusahaan. Biasanya perusahaan yang mempunyai pusat organisasi diluar negeri mewajibkan adanya rekening atas nama organisasi dalam hal ini rekening atas nama PUK.
Cara kedua adalah dengan "menumpang' melalui koperasi karyawan. Cara ini cukup efektif dan lebih mudah karena tidak langsung bersinggungan langsung dengan sistem keuangan perusahaan. Namun untuk melakukan hal tersebut, karyawan di perusahaan tersebut harus mempunyai koperasi terlebih dahulu. Dan kalau berbicara tentang koperasi bagaimana nasib Inkopbumi fspmi?
Diakhir acara, Sekretaris PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Arif Rosidi menyampaikan, dengan sering berkonsolidasi dan sharing informasi stiap masalah akan bisa dipecahkan dengan baik. Dengan begitu kekuatan FSPMI khususnya di Purwakarta dapat terpelihara.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar