Sabtu, 21 Februari 2015

Pendidikan Dasar Tata Cara Musnik dan Muscab Purwakarta

Menurunnya animo untuk bertemu dan sharing, tingkat konsolidasi yang rendah ditingkat PUK, serta semangat juang yang semakin terkikis baik saat aksi maupun dalam pendidikan menjadi masalah bersama yang harus segera diselesaikan. Jika tidak maka kedepannya eksistensi FSPMI dalam memperjuangkan nasib buruh dan keluarganya akan semakin hilang. Itulah yang disampaikan oleh Ketua PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Ade Supuyani, saat membuka pendidikan musnik dan muscab FSPMI Purwakarta.


Pendidikan yang hanya dihadiri oleh sebagian perwakilan PUK FSPMI se Purwakarta ini dilaksanakan pada Sabtu,(21/02/201) di Ruang Training Kantor KC/PC FSPMI Purwakarta. Musyawarah Unit Kerja (Musnik) dan Musyawarah Pimpinan Cabang (Muscab) adalah sebuah adat istiadat FSPMI dalam menentukan kepengurusan dan arah kebijakan organisasi dalam suatu periode tertentu. Namun begitu masih banyak PUK yang masih belum memahami tentang tata cara Musnik di tempatnya masing-masing. Padahal, Musnik adalah awal perjuangan serikat pekerja. Dari sini pula, legalitas serikat pekerja bisa diakui oleh pihak pemerintah dan pengusaha.
Bertindak sebagai tutor dalam acara ini adalah Sekretaris Umum PP SPAMK FSPMI, Heriyanto. Materi berpusat pada tata cara musyawarah ditingkat cabang. Dalam hal ini adalah mengenai koordinasi antar panitia dalam merancang dan melaksanakan musyawarah diberbagai tingkatan. Pendidikan ini juga melakukan simulasi kepanitiaan yang melibatkan seluruh peserta.

Meskipun jumlah peserta pada hari ini tidak maksimal, namun diharapkan dengan pendidikan ini sejumlah PUK dan PC di Purwakarta yang akan melaksanakan Musnik atau Muscab tahun ini dapat mempersiapkan diri.

Kamis, 19 Februari 2015

My First Pecel Lele

Malam ini saya makan malam dengan menu pecel lele. Tidak ada yang istimewa dari pecel lele nya sama seperti pecel lele ditempat lain. Ketika saya sedang mengambil gambar menu murah meriah ini, saya mulai mengingat-ingat kapan pertama kali saya makan pecel lele. Sedikit bernostalgia, mengenang masa lalu.
Saya lahir di Jakarta namun tumbuh besar di sebuah desa di suatu kabupaten di Jawa Tengah, 40 km di timur kota Semarang. Keluarga saya bukanlah keluarga berada. Masyarakat kami adalah masyarakat sederhana yang tiap hari hanya makan sayur dan tempe. Kadang kami makan ikan yang kami cari di sawah atau di sungai. Kami sangat jarang makan daging. Daging ayam hanya bisa saya rasakan saat salah seorang tetangga kami mengadakan kenduri. Sementara daging kambing biasanya kami nikmati saat idul adha.

Saat menempuh pendidikan tingkat atas, saya mengambil pendidikan di sebuah SMK di jalan Pandanaran Semarang. Setiap hari, saya harus menempuh satu jam perjalanan menggunakan bis umum untuk tetap belajar di sekolah. Bangun jam 5 pagi, berangkat sekolah dengan membawa pisang, singkong atau apapun hasil kebun kami unuk dijual dipasar, baru setelah itu saya berangkat sekolah. Itu saya lakukan selama 3 tahun saya menempuh pendidikan di Semarang.
Memasuki tahun Kedua, sekolah saya bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Kawasan Industri Candi melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau sekarang disebut magang selama 2 bulan. Jadi selama 2 bulan saya tidak datang ke sekolah, saya harus datang ke perusahaan tersebut 'belajar' bagaimana sistem kerja disana.
Saat kami datang pertama kali datang kami disambut ramah oleh personalia pabrik. Serah terima peserta didik antara pihak sekolah dan pihak perusahaan pun dilakukan. Seusai guru pembimbing kami pergi, pihak personalia segera melakukan briefing pada kami. Kami yang berjumlah 40 orang langsung dibagi menjadi beberapa kelompok. Ternyata kami dibagi menjadi 3 shift seperti para pekerja di pabrik tersebut. Kemudian pihak personalia menerangkan bahwa selama kami magang kami akan di bayar 12 ribu per harinya. Itu berarti separo dari gaji karyawan harian disana. Sebagian dari kami lalu disuruh pulang karena mendapat shift kerja siang dan malam.
Pabrik tempat kami 'belajar' dalah sebuah pabrik sparepart otomotif. Memproduksi bearing sepeda motor dan beberapa onderdil lainnya. Beberapa mesin sudah otomatis, beberapa lagi masih manual. Kondisi perusahaan sangat kumuh, lantainya tidak rata, dan para pekerjanya menggunakan safety seadanya. Sistem sanitasi perusahaan tidak berfungsi, dan sistem ventilasinya tidak berfungsi. Otomatis, suhu ruangan menjadi sangat panas an pengap. Kalau ada ruangan yang bersih, itu hanyalah kantor staf dan manajer yang terletak di lantai dua.
Saya pada waktu itu kebetulan mendapat shift pagi. Pihak personalia kemudian menempatkan saya pada departemen produksi. Hari itu juga saya langsung dikrnalkan pada leader produksi ditempat saya. Oleh sang leader saya kemudian diajari bagaimana cara mengoperasikan mesin. Saya disuruh mencoba, setelah saya cukup mahir menggunakannya saya ditinggalkan. Dan untuk seterusnya saya mengoperasikan mesin tersebut selama 3 minggu. Mesin yang saya operasikan adalah mesin semi otomatis. Tingkat keamananya sangat rendah dan tidak sesuai dengan K3. Diminggu ketiga sayabmenyerah. Mengoperasikan mesin tersebut dengan berdiri selama 8 jam sehari sangat melelahkan. Jangan anak skolahan macam saya, pekerjanya pun banyak yang tidak sanggup mengoperasikanya. Terlebih jika saya masuk shift malam, resiko kecelakaan yang saya alami menjadi sangat tinggi karena faktor kelelahan.
Selanjutnya saya ditempatkan di bagian Packing. Saya pikir pekerjaan ini lebih ringan. Ternyata tidak. Disini kami bekerja dengan bahan kimia. Tanpa dilengkapi safety sama sekali kami harus melakukan packing ribuan benda kerja yang dicelupkan kedalam cairan anti karat. Belum lagi jika kami harus mengangkat ratusan box benda kerja kami kedalam kontainer atau truk diesel secara manual. Kadang ketika dirumah, saya bisa tidur selama 12 jam saking capeknya. Di pabrik ini kami benar-benar 'belajar' bagaimana kerja industri itu atau lebih tepatnya bagaimana kehidupan buruh itu.
Dipabrik itu, pengiriman barang dilakukan 2 kali seminggu. Tujuannya ke arah Jabodetabek. Entah pabrik mana, yang pasti mendengar kata Jakarta begitu menarik perhatian saya. Maklum saja itu adalah kota kelahiran saya. Sudah 10 tahun saya tidak pernah kesana.
Suatu saat saya menadapat kesempatan menjadi asisten sopir (kernet) dalam ekspedisi ke Jababeka. Kesempatan itu tidak saya sia-sia kan. Tapi apa lacur, karena ditunjuk secara mendadak akhirnya saya tak membawa perlengkapan apapun. Hanya baju kerja dan baju ganti. Dan akhirnya dengan penuh kenekatan saya berangkat ke Jababeka bersama sopir perusahaan.
Pak sopir ini berwajah garang, kulitnya hitam khas orang jawa. Bertubuh tinggi namun kurus. Tak banyak bicara dan kaliatan terlalu serius. Kami berangkat sore hari. Selama perjalanan saya menggil tak karuan. Udara malam begitu dingin sementara jendela mobil truk ini selalu terbuka. Pak sopir ini tak henti-hentinya merokok batang djisamsu dari sejak berangkat. Tak hanya disitu, saat berhenti di pom bensin untuk istirahat, pak sopir menyuruh saya tidur di luar sementara Dia enak tidur didalam mobil dengan nyamannya. Akhirnya saya harus tidur kedinginan malam itu, buah kenekatan saya ikut ke Jakarta.
Pagi hari seusai sarapan kami berangkat ke pabrik tujuan. Rupanya derita saya tak berhenti disini. Barang muatab kami harus diturunkan secara manual. Dan sayalah yang harus menurunkan barang-barang tersebut sendiri. Satu box beratnya sekitar 50 kg. Dan ada puluhan box di bak truk ini. Segera rasa haus dan capek menyergap saya. Dengan segala upaya yang tersisa akhirnya saya bisa menurunkan barang-barang tersebut. Bagaimana dengan pak Sopir saya yang 'baik hati' , dia tidur dengan lelapnya di ruang tunggu sopir.
Akhirnya setelah selesai melakukan pengiriman ke semua tujuan, truk ini kembali ke arah Semarang. Sore hari, truk berhenti di sebuah warung pecel lele. Inilah untuk pertama kali saya merasakan makanan yang disebut khas kota lamongan tersebut. Saya makan dengan lahap tak menghiraukan orang-orang sekitar. Pak Sopir tertawa melihat saya, dan untuk kali pertamanya saya melihat wajah sangar itu mengembangkan senyuman untuk pemuda kucel yang tak mandi dua hari ini.
Setelah makan malam ini, pak sopir menjadi lebih terbuka. Sepanjang jalan pulang kami berbincang tentang keluarga dan hal lain yang tak penting. Dia meminta maaf paa saya, karena telah 'mengerjai' saya selama perjalanan kemarin. Tapi ada alasan dibalik itu. Sebuah alasan yang mungkin akan saya ceritakan lain kesempatan.
Itulah kisah say tentang Pecel Lele pertama saya dan per Magang an pertama saya juga. Saya berharap apa yang saya alami ini tidak lagi dialami oleh anak-anak saya nanti. Tapi hal itu bisa saja tetap terjadi jika pemerintah mensyahkan tentang PerMagangAn sebagai salah satu bagian dari perjanjian kerja yang sah di negeri ini.

Rabu, 18 Februari 2015

Hak mogok Mau dicabut?, INI perlawanan buruh indonesia

SIARAN PERS KSPI 18 FEBRUARI 2015
KSPI – ITUC : TANPA HAK MOGOK, PEKERJA AKAN MENJADI BUDAK



Perbudakan bangsa Indonesia Zaman penjajahan, Tak ada Hak mogok~arsip nasional.

KSPI - Hak Mogok adalah hak pekerja untuk menegakan keadilan sosial dan ekonomi disaat Globalisasi menjadikan para majikan semakin rakus dan kemiskinan makin meningkat . Untuk itu, Hak mogok adalah hak dasar bagi kebebasan berserikat dan hak berunding ,penghilangan hak mogok maka pekerja dan serikat pekerja akan kehilangan hak dasar dan akan dijadikan budak yang akan diekspoitasi oleh para majikannya.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang menuntut agar tidak dihapuskannya hak mogok kerja oleh International Labour Organization (ILO).
Menurut Said Iqbal, Pekerja dan Serikat Pekerja meyakini tanpa hak mogok, pekerja pasti di perbudak dan yang lebih penting lagi adalah hak mogok adalah hak dasar bagi kebebasan berserikat dan hak berunding.
“Hak mogok adalah hak yang kuat dan mendasar dalam demokrasi dan keadilan ekonomi. Ketika majikan/pengusaha menolak untuk bernegosiasi dengan para pekerja,ketika masyarakat bangkit untuk melawan kediktatoran, orang dapat menarik tenagakerja dengan melakukan mogok kerja pengusaha dan penguasa untuk menyeimbangkan dominasi dan hak istimewa mereka dengan kekuatan tindakan kolektif buruh melalui serikat buruh.Sekali lagi hak dasar ini adalah berdiri untuk melawan ketidakadilan dan eksploitasi.” Kata Said Iqbal.


Said Iqbal - presiden KSPI


Menurut Said Iqbal, Kelompok pengusaha di dunia saat ini sedang berusaha untuk membunuh hak mogok.Mereka nenginginkan tenagakerja global yang tak berdaya dan pasif. Ditambahkannya, mereka ingin menghapus benteng terakhir melawan kediktatoran sehingga berniat untuk mengubah keseimbangan kekuasaan di tempat kerja dan di masyarakat menjadi buruk, sekarang dan selamanya.
“Hampir setiap negara di dunia mengakui bahwa pekerja memiliki hak untuk mengambil tindakan mogok. 90 negara didunia menerapkan hak mogok ini dalam konstitusinasional mereka,menempatkan hak mogok yang ditetapkan selama beberapa decade di Organisasi Perburuhan Internasional menjadi undang-undang.  Tetapi pengusaha berusaha untuk memutar kembali waktu untuk mundur 50 tahun, tentang pengakuan hukum internasional yang mengatur hak mogok,mereka mulai dari ILO dan bergerak dari sana menuju hukum nasional yang menjamin hak-hak paling mendasar. ” Ungkapnya.
“Mereka (Pengusaha) telah mencoba untuk melumpuhkan prosedur ILO,melalui institusi mendasar yaitu ILO untuk melegalkan ide mereka. Mereka telah menciptakan kebuntuan di tubuh badan tenagakerja dunia,dan kelompok pekerja harus membayara mahal agar ILO mempertimbang kan mengenai isu-isu ketenagakerjaan fundamental yang diblokir oleh kelompok pengusaha.” Terang Said.
Namun, Said Iqbal menegaskan, pihaknya bersama seluruh elemen buruh di dunia tak lantas patah arang. Pasalnya, masih banyak cara yang bisa ditempuh oleh seluruh elemen buruh di dunia.

“Tetapi masih ada jalan keluar dari kebuntuan. Aturan ILO mengatakan bahwa ketika perselisihan antara pengusaha,pekerja atau pemerintah tidak dapat diselesaikan di ILO itu sendiri,maka Mahkamah Internasional (International Court Justice-ICJ) harus diminta untuk memutus sengketa.” Tegasnya.
Untuk itu, bersama International Trade Union Confederation (ITUC) dan seluruh serikat pekerja di tingkat internasional telah memutuskan jika 18 Februari 2015 sebagai hari aksi untuk membela hak mogok. Semua buruh diminta untuk bergabung dalam tindakan 18 Februari untuk :
1.       Pekerja dan masyarakat terlibat dalam mempertahankan dan membela hak mogok.
2.       Mendapatkan komitmen dari pemerintah untuk melindungi 'hak mogok dan mengajukan sengketa ke Mahkamah Internasional'.
3.       Mempublikasikan dukungan atau oposisi Pemerintah dan melaporkannya kepada ITUC.
4.       Nyatakan bahwa buruh adalah oposisi dari kelompok pengusaha dalam mempertahankan hak mogok ini.
5.        Karena dengan menghilangkan hak mogok berarti penindasan terhadap buruh.
6.       Kita juga harus mendapat dukungan public bahwa pengusaha wajib bertanggung jawab dan menghormati hak-hak dasar buruh.
Said Iqbal pun menjelaskan, keputusan apakah hak mogok akan dihapus atau tidak dihapus akan diputuskan pada bulan Maret 2015 di pertemuan ILC Governing Body ,karenanya KSPI sebagai salah satu Konfederasi terbesar dengan anggotanya mencapai 1.6 Juta akan melakukan aksi bersama dengan seluruh Serikat Pekerja di dunia dengan tuntutan :
 1. Menolak  dengan  tegas  penghapusan  hak  mogok dari Konvensi no 87 karena akan menjadikan pekerja  menjadi  budaknya  para  majikan/pengusaha.
2. Mendesak  Pemerintah  Indonesia  khususnya Menteri Tenaga  Kerja  agar  tidak  ikut  mendukung usulan  kelompok  pengusaha yang akan menghapuskan hak mogok karena  sudah  jelas  diatur dalam perundangan  di Indonesia yaitu  UU no 21 tahun 2000 dan UU no 13 tahun 2003 demi ketenangan dalam bekerja.
3.  Akan melakukan penolakan  ditingkat  Intenasional, Nasional  dan  Lokal  secara  Massif  sampai dilakukannya  pertemuan  ILO  Governing  Body pada  bulan Maret 2015 di Genewa,Swiss.

Untuk diketahui, pada Konvensi  Perburuhan Internasional  (ILC ) pada  bulan Juni 2014 dalam  diskusi  di Komite  Penerapan Standar  (CSA). Kelompok pengusaha bersikeras menyangkal bahwa hak mogok merupakan bagian dari konvensi  ILO  No 87 dan tentunya kelompok pekerja menolak  dan  akan mempertahankan  hak  mogok  sebagai  bagian dari Konvensi ILO No 87 yang  sudah  berjalan  puluhan tahun .

Terima Kasih

Tim Media KSPI

Selasa, 17 Februari 2015

Rakyat kelas tiga : Perjuangan Buruh kecil demi masa depan anak kembarnya

Kelahiran sang buah hati adalah ha yang paling dinanti oleh para calon orang tua. Hadirnya seorang anak adalah sebuah rizki tak ternilai harganya bagi para orang tua. Begitu juga yang dirasakan oleh seorang buruh perempuan asal Purwakarta, Mila Ekasari Yunianti (24 tahun). Ibu muda asal desa Cinangka ini, dini hari tadi melahirkan sepasang anak kembar berjenis kelamin laki-laki disebuah rumah sakit ternama di Purwakarta. Sayangnya kebahagian ini tidak sesuai dengan kondisi keuangan keluarga Mila dan suami.

Sudah dua bulan ini Mila dirumahkan oleh pihak perusahaan dengan alasan yang kurang jelas. Diduga karena Mila ikut bergabung dengan FSPMI di pabriknya. Mila yang juga seorang Garda Metal dirumahkan saat usia kandungannya sedang membutuhkan banyak biaya. Pada bulan pertama dirumahkan Mila masih menerima gaji secara utuh. Sementara dibulan kedua, gaji Mila hanya dibayarkan setengahnya. Beruntung perusahaan masih membayarkan iuran BPJS keluarganya, sehingga kelahiran sang buah hati masih ditanggung oleh pihak badan sosial tersebut. Namun, penderitaan Mila tidak hanya berhenti disitu. Sebelum melakukan persalinan, Mila sempat menanyakan perihal kelahirannya dan nasibnya pada manajemen perusahaan melalui telepon. Konon, menurut manajer HRD nya, pihak perusahaan tidak akan membayar gaji Mila dibulan ketiga. Karena Mila dianggap telah mengundurkan diri. Dan sudah barang tentu asuransi bpjs kesehatannya juga tak dapat digunakan lagi.

Nasib suami Mila juga tak jauh berbeda. Bekerja di sebuah perusahaan retail ternama di Indonesia sebagai pekerja pkwtt yang kontrak kerjanya sudah habis minggu ini. Ini berarti keluarga kecil ini sudah tidak memiliki pendapatan bulanan sama sekali.
Perusahaan Mila, adalah sebuah perusahaan PMA yang bergerak di bidang molding sparepart otomotif. Didalam perusahaan ada dua serikat pekerja, dan tidak mempunyai PKB. Sudah hampir 3 bulan ini manajemen perusahaan bersitegang dengan salah satu serikat pekerja di perusahaan tersebut yang kebetulan adalah FSPMI. Alasannya perusahaan menganggap bahwa pendirian FSPMI di perusahaan tersebut tidak sesuai dengan Undang Undang. Padahal sudah tiga tahun FSPMI berdiri di perusahaan tersebut. Aneh memang tapi memang terjadi. Sebagai akibat dari perselisihan tersebut sebagian besar anggota serikat di PHK sepihak, diduga karena menolak ajakan pihak manajemen unuk meninggalkan FSPMI atau pindah ke serikat pekerja tetangga. Sementara para pengurusnya termasuk ketua PUK nya dirumahkan. Aksi 'keblinger' manajemen perusahaan tidak hanya berhenti disitu. Saat terjadi aksi demo (yang sah tentunya) memprotes kebijakan perusahaan, manajemen memaksa para anggota FSPMI yang masih bekerja untuk keluar mengikuti demonstrasi tersebut. Namun setelah kejadian tersebut, para anggota FSPMI tersebut diskorsing untuk tidak masuk bekerja.

Pihak FSPMI bukannya tanpa upaya menyelesaikan kesalah pahaman tersebut. Penyelesaian masalah ini pernah dirundingkan oleh para pengurus dengan manajemen perusahaan, namun berakhir buntu. Saat dibawa ke dinas pemerintahan yang terkait, pihak pemerintah seolah malah 'meng amini' perbuatan yang dilakukan oleh perusahaan meskipun secara nyata-nyata telah menyalahi Undang Undang. Masalah ini juga pernah dibawa ke pihak DPRD untuk di audiensi. Tapi apa lacur, hingga saat itu komisi 4 yang menangani masalah ketenagakerjaan masih belum dibentuk. Alasannya, belum ada sertijab antara anggota dewan yang lama dengan yang baru. Akhirnya maslah yang dihadapi Mila dan rekan-rekannya hanya tersimpan rapi dalam rak anggota dewan.
Saat ini Mila dan rekan-rekan sedang melakukan tuntutan hukum kepada perusahaan. Tak tanggung-tangggung, mereka melaporkan masalah ini kepada pihak Kepolisian. Hal ini dilakukan, karena selain pelanggaran ketenagakerjaan banyak perbuatan perusahaan yang dilakukan kepada pekerjanya dan mengandung unsur pidana. Harapan Mila, pihak yang mendalangi semua kejadian ini bisa terungkap dan dihukum sesuai dengan Undang Undang. Ditangan para penegak hukum negara inilah sekarang harapan Mila dan kawan-kawannya digantungkan.
Kelahiran si kembar bukan hanya kebahagiaan bagi Mila dan keluarga. Tapi juga kebahagiaan bagi rekan-rekan sejawatnya yang masih berjuang mempertahankan hak nya sebagai warga negara. Apa yang sekarang dihadapi Mila juga dihadapi oleh rekan-rekannya yang sedang hamil. Meskipun begitu, mereka masih berjuang dan takkan pernah berhenti hingga mencapai kemenangan. Sungguh ironis, bahkan sejak dilahirkan kedua bayi Mila harus merasakan perihnya perjuangan hidup. Semoga saja Tuhan segera memberi jalan pada Mila dan kawan-kawan.

Senin, 16 Februari 2015

Rapat Keuangan SPA Sepi Peminat

Agenda rapat keuangan PUK SPA FSPMI Purwakarta sepi peminat. Dari 27 PUK yang berada dalam naungan FSPMI Purwakarta hanya 15 PUK yang mengirimkan perwakilannya. Rapat yang dilaksanakan pada Senin (16/02/2015) seyogyanya akan membahas tentang koordinasi keuangan antara PC dan PUK masing-masing. Dengan demikian kekuatan keuangan tiap-tiap SPA akan bisa maksimalkan dan direncanakan dengan baik.




Ketua PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Ade Supiyani, menyampaikan, koordinasi pelaporan COS penting dilakukan agar dana yang diterima oleh masing-masing PC bisa dimaksimalkan. Untuk itu dibutuhkan koordinasi pelaporan COS yang intens antara PUK dengan PC. Jika dana yang ada bisa dimaksimalkan maka pelaksanaan program-program PUK baik dibidang pendidikan, advokasi maupun aksi bisa lebih terkoordinir. Khusus untuk PUK-PUK Logam langsung berkoordinasi dengan KC, karena hingga saat ini belum mempunyai PC sendiri.

"Kita akan mengadakan meeting keuangan setiap bulannya. Sehingga akan ketahuan mana PUK yang sudah bayar atau belum, dengan begitu jika kemudian ada audit dari DPP maka kita akan lebih siap. Tinggal nanti kita perbaiki, kekurangan-kekurangan yang ada" Kata Ade

Selain pembahasan CoS, dalam rapat ini juga dibahas mengenai pendanaan rumah tangga KC FSPMI Purwakarta. Selama ini dana distribusi yang diterima dari DPP hanya sebatas dana operasional KC/PC. Sementara untuk dana rumah tangga KC sebagian besar ditanggung oleh beberapa PUK besar di sektor automotif. Dalam menjalankan kantor KC yang mempunyai luas ± 3.000 m², KC harus membayar pegawai yang bertugas sebagai petugas keamanan. Selain itu, beban tagihan listrik dan air tiap bulannya bisa mencapai 2 jt tiap bulannya.

Selain merancang keuangan, sebagian PUK juga melakukan analisa sistem pemotongan CoS dimasing-masing PUK. Beberapa PUK di PC Aneka Industri menyampaikan, pemotongan CoS masih dilakukan secara manual sehingga  CoS yang terkumpul tidak bisa maksimal tiap bulannya. Sementara beberapa PUK di sektor automotif dan logam mengelukan pembuatan rekening organisasi yang berkendala pada syarat-syarat administratif yang rumit.

Sebenarnya dalam melakukan pemotongan CoS ada banyak metode yang dilakukan untuk memudahkan dan memaksimalkan pemotongan. Diantaranya adalah dengan cara payrol (pemotongan secara otomatis) oleh manajemen. Namun untuk melakukan hal tersebut perlu ada hubungan kerja yang kondusif antara manajemen dengan PUK. Selain itu pemotongan secara payrol biasanya selalu terkendala dengan sistem keuangan perusahaan. Biasanya perusahaan yang mempunyai pusat organisasi diluar negeri mewajibkan adanya rekening atas nama organisasi dalam hal ini rekening atas nama PUK.

Cara kedua adalah dengan "menumpang' melalui koperasi karyawan. Cara ini cukup efektif dan lebih mudah karena tidak langsung bersinggungan langsung dengan sistem keuangan perusahaan. Namun untuk melakukan hal tersebut, karyawan di perusahaan tersebut harus mempunyai koperasi terlebih dahulu. Dan kalau berbicara tentang koperasi bagaimana nasib Inkopbumi fspmi?

Diakhir acara, Sekretaris PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Arif Rosidi menyampaikan, dengan sering berkonsolidasi dan sharing informasi stiap masalah akan bisa dipecahkan dengan baik. Dengan begitu kekuatan FSPMI khususnya di Purwakarta dapat terpelihara.

Minggu, 15 Februari 2015

Ketua PUK Nissan lepas masa lajang

Selamat menempuh hidup baru bagi Ketua PUK SPAMK FSPMI PT NISSAN MOTOR MANUFACTURE INDONESIA, sdr. Andi Wahyudi yang melangsungkan pernikahannya dengan dara pujaan hati sdri. Dwi Oktafiya Suryani. Akad nikah dilangsungkan di Kediaman Bpk. Kamali, desa Bukateja Rt.04/01, Kec. Balapulang, Kab. Tegal - Jawa Tengah






Pendidikan Dasar Serikat Pekerja PT SIWS

Sebenarnya ini bukanlah kali pertama PUK SPAMK FSPMI PT SIWS melakukan pendidikan dasar serikat pekerja. Sebagai salah satu PUK FSPMI terbesar di Kabupatrn Purwakarta, memang pendidikan semacam ini menjadi agenda rutin. Kali ini, tak kurang dari 50 orang peserta mengikuti pendidikan tersebut. Semuanya adalah karyawan yang baru saja diangkat menjadi PKWTT.
Dalam sambutannya, Ketua PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Ade Supiyani menyampaikan tentang nilai tawar dan posisi bargaining seorang pekerja. Ade menyampaikan, posisi buruh secara politik dan ekonomi hanya menjadi objek bagi kepentingan oknum-oknum tertentu. Oleh karenanya dibutuhkan persatuan dari buruh dalam satu wadah organisasi serikat pekerja agar buruh bisa mempengaruhi kebijakan baik yang diambil oleh pengusaha maupun pemerintah.

"Buruh dimana-mana selalu lemah jika dia tak sadar dirinya lemah, tetapi ketika buruh itu sadar dan mau berserikat maka kekuatan serikat pekerja akan mampu mempengaruhi kebijakan" papar Ade

Menurut Ketua bidang Advokasi PUK SPAMK FSPMI PT SIWS yang juga menjadi trainer dalam pendidikan ini, Asep Nopi, pada tahun ini PUk mentargetkan melakukan pendidikan dasar 3 kali dalam satu bulan. Hal ini dilakukan karena dari 1926 anggota baru 30% yang sudah mengikuti pendidikan dasar. Dengan begitu diharapkan loyalitas dan kesadaran anggota unuk ikut berjuang bisa tumbuh dan berkembang.





Saat ditanya mengenai masalah kendala, Erwin mengakui kesadaran dan minat anggota mengikuti pendidikan menjadi kendala utama. "Anggota kita yang berdomisili di Kabupaten Karawang adalah tantangan terbesar. Kurangnya minat dan informasi serta lingkungan dan tempat tinggal yang jauh menjadi kendala kami mengajak rekan-rekan disana" tutur Erwin

Pendidikan dasar sejatinya merupakan hak anggota, namun untuk bisa diaplikasikan dalam kegiatan berorganisasi dibutuhkan ide-ide cerdas dari semua pihak untuk menumbuhkan semangat dan kesadaran anggota akan pentingnya hal ini. Anggota yang cerdas dengan militansi yang kuat dalah modal perjuangan yang berharga dalam menghadapi setiap tantangan kedepan.

Konsolidasi Kebutuhan atau Kewajiban?

Minggu (16/02/2015) pagi, kantor KC FSPMI Purwakarta dipadati oleh ratusan buruh dari beberapa perusahaan. Adalah PUK SPAMK FSPMI PT Mitshuba Automotif Part Indonesia (MAPI) dan PUK SPEE FSPMI PT Preshion Engplas, yang hari ini melakukan konsolidasi anggotanya.
Antusiasme anggota kedua puk tersebut terasa lebih besar pada hari ini. Maklum saja karena pada hari ini pengurus kdua PuK tersebut akan melakukan konsolidasi mengenai hajat hidup para anggotanya.



Pengupahan, menjadi tema utama yang diusung oleh PUK PT MAPI. Seperti diketahui pada tahun ini, UMK sektor otomotif ditetapkan sebesar 3,4 juta. Itu berarti terdapat selisih sekitar 900 ribu dari UMK Sektoral PT Jideco tahun 2014 yang hanya berkisar di 2,5 juta. Kenaikan UMK yang besar seharusnya diikuti dengan meningkatnya produktifitas para pekerja. Oleh karenanya pada konsolidasi kali ini, pengurus PUK PT Jideco mengajak kepada seluruh anggotanya untuk selalu meningkatkan produktifitas perusahaan. Selain itu, anggota juga diajak untuk lebih aktif dalam kegiatan organisasi, baik yang bersifat intern maupaun yang bersifat sosial.



Hal berbeda terjadi di PUK PT Preshion Engplas. PUK yang juga dipimpin oleh Ketua PC SPEE FSPMI Purwakarta, Suhada, mengusung tema "Family Gathering". Menurut salah seorang anggota, bahasan "family gathering" adalah kali pertama ini dilakukan. Karena sebelumnya perusahaan tidak pernah melakukan kegiatan tersebut.
Terlepas dari berbagai macam tema yang diangkat oleh PUK, konsolidasi seharusnya bisa menjadi ajang silaturahmi yang rutin dilakukan. Dengan begitu kekuatan organisasi di level 'akar rumput' dapat dipertahankan. Selain itu para pengurus PUK harus lebih bisa mencari tema yang menarik perhatian anggota dan seiring berjalannya waktu mulai merubah kesan konsolidasi yang membosankan menjadi acara yang selalu dinantikan oleh anggotanya.

Malam Valentine, KC FSPMI Purwakarta Ramai

Well, malam ini suasana kantor KC FSPMI Purwakarta terasa lebih ramai. Pastinya karena ini adalah jadwal piket PUK SPAMK FSPMI PT Sumu Indo Wiring System (PT SIWS). Sampai pada saat ini hanya PUK inilah yang masih rajin menjalankan jadwal piket di kantor ini.



Sabtu, 14 Februari 2015

Ruang Training selesai dibangun, mushola menunggu bantuan

Ruang Training KC FSPMI Purwakarta telah resmi dinyatakan selesai pembangunannya. Hal ini dinyatakan oleh Ketua PC SPAMK FSPMI Purwakarta, Ade Supiani saat kami temui disela-sela pembangunan mushola KC FSPMI Purwakarta.

"Untuk pembangunan ruang training sudah selesai, besok kita akan melakukan training pertama sebagai uji coba ruang training" papar ade.


Pembangunan ruang training ini sejatinya telah dilakukan sejak pertengahan tahun 2014. Target pembangunan awalnya dapat diselesaikan di akhir tahun, tapi karena keterbatasan dana akhirnya penyelesaiannya 'molor' hingga sekarang.

Ruang training KC FSPMI Purwakarta mempunyai dimensi 12 x 8 meter luasnya. Dengan kapasitas 100 orang. Mempunyai 100 buah kursi kuliah, dengan proyektor yang built in pada ruangan. Selain itu ruangan tersebut juga dilengkapi dengan 3 buah AC berkekuatan 1 pk yang memastikan bahwa ruangan training akan nyaman digunakan untuk belajar maupun untuk kepentingan lainnya.

Sementara itu, pembangunan mushola mengalami kendala pada pendanaan. Mushola yang belum diberi nama ini, sebelumnya telah bisa digunakan. Namun karena ada masalah pada lantainya maka diputuskan untuk dibongkar ulang. Saat ini diharapkan ada kesadaran dari anggota Fspmi Purwakarta untuk bisa menyalurkan infaqnya pada pembangunan mushola ini. Dengan pembangunan yang saat ini dilakukan oleh perangkat, diharapkan kualitas diri anggota Fspmi Purwakarta akan bisa mengingkat menjadi lebih baik.

PUK Unipres tumben Piket

Malam ini (13/02/2015) adalah malam valentine. Mungkin karena ini adalah malam special, makanya beberapa anggota PUK SPAMK FSPMI PT UNIPRES melaksanakan piket KC. Jelas ini adalah sebuah kebetulan besar, mengingat saat ini tak banyak puk lain yang ingat untuk 'sowan' ke rumah rakyat ini. Tapi baru saja datang rupanya para tamu sudah pada ngantuk, akhirnya formasi 'otak-otak bandeng' pun digelar di ruang solat sementara.